بِالْأَدِلَّةِ (١):
فَالْيَهُودُ مُسْلِمُونَ فِي زَمَنِ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ، وَالنَّصَارَى مُسْلِمُونَ فِي زَمَنِ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ. وَأَمَّا حِينَ بُعِثَ النَّبِيُّ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَفَرُوا بِهِ فَلَيْسُوا بِمُسْلِمِينَ.
Dengan dalil-dalil (1):
Orang Yahudi adalah muslim pada zaman Musa ‘alaihis salam, dan orang Nasrani adalah muslim pada zaman Isa ‘alaihis salam. Adapun setelah diutusnya Nabi Muhammad ﷺ, mereka kafir kepadanya, maka mereka bukanlah muslim.
وَهَذَا الدِّينُ الْإِسْلَامِيُّ هُوَ الدِّينُ الْمَقْبُولُ عِنْدَ اللَّهِ النَّافِعُ لِصَاحِبِهِ. قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ:
(إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ) [سُورَةُ آلِ عِمْرَانَ، الْآيَةُ: ١٩]،
وَقَالَ:
(وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ) [آلِ عِمْرَانَ، الْآيَةُ: ٨٥].
Dan agama Islam ini adalah agama yang diterima di sisi Allah dan bermanfaat bagi pemeluknya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
"Sesungguhnya agama yang diridai di sisi Allah hanyalah Islam." (QS. Ali ‘Imran: 19)
Dan Dia juga berfirman:
"Barang siapa mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya, dan di akhirat ia termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Ali ‘Imran: 85)
وَهَذَا الْإِسْلَامُ هُوَ الْإِسْلَامُ الَّذِي امْتَنَّ اللَّهُ بِهِ عَلَى مُحَمَّدٍ وَأُمَّتِهِ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى:
(الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا) [سُورَةُ الْمَائِدَةِ، الْآيَةُ: ٣].
Dan Islam inilah agama yang Allah karuniakan kepada Nabi Muhammad ﷺ dan umatnya. Allah Ta’ala berfirman:
"Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku atasmu, serta Aku ridhai Islam sebagai agamamu." (QS. Al-Mā'idah: 3)
(١) قَوْلُهُ: بِالْأَدِلَّةِ: جَمْعُ دَلِيلٍ، وَهُوَ مَا يُرْشِدُ إِلَى الْمَطْلُوبِ. وَالْأَدِلَّةُ عَلَى مَعْرِفَةِ ذَلِكَ سَمْعِيَّةٌ وَعَقْلِيَّةٌ: فَالسَّمْعِيَّةُ:
مَا ثَبَتَ بِالْوَحْيِ، وَهُوَ الْكِتَابُ وَالسُّنَّةُ.
وَالْعَقْلِيَّةُ: مَا ثَبَتَ بِالنَّظَرِ وَالتَّأَمُّلِ.
وَقَدْ أَكْثَرَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ ذِكْرِ هَذَا النَّوْعِ فِي كِتَابِهِ، فَكَمْ مِنْ آيَةٍ قَالَ اللَّهُ فِيهَا: (وَمِنْ آيَاتِهِ كَذَا وَكَذَا)، وَهَكَذَا يَكُونُ سِيَاقُ الْأَدِلَّةِ الْعَقْلِيَّةِ الدَّالَّةِ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى.
(1) Ucapan beliau: Dengan dalil-dalil (الأدلة) – jamak dari دليل (dalil), yaitu segala sesuatu yang menunjukkan kepada tujuan yang dicari. Dalil-dalil untuk mengetahui hal itu ada dua jenis: sam’iyyah (bersumber dari wahyu) dan ‘aqliyyah (bersumber dari akal):
- Sam’iyyah: Dalil yang ditetapkan melalui wahyu, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah.
- ‘Aqliyyah: Dalil yang ditetapkan melalui penelitian dan perenungan.
Allah ‘Azza wa Jalla banyak menyebut jenis kedua ini dalam Kitab-Nya. Betapa banyak ayat yang Allah berfirman di dalamnya: "Dan di antara tanda-tanda-Nya adalah demikian dan demikian" – seperti inilah konteks dalil-dalil akal yang menunjukkan keberadaan Allah Ta’ala.
وَأَمَّا مَعْرِفَةُ النَّبِيِّ ﷺ فَبِالْأَدِلَّةِ السَّمْعِيَّةِ فَمِثْلُ قَوْلِهِ تَعَالَى:
(مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ) [سُورَةُ الْفَتْحِ، الْآيَةُ: ٢٩].
وَقَوْلِهِ:
(وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ) [سُورَةُ آلِ عِمْرَانَ، الْآيَةُ: ١٤٤].
Adapun mengenal Nabi ﷺ dengan dalil-dalil sam’iyyah (bersumber dari wahyu), contohnya adalah firman Allah Ta’ala:
'Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersamanya bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi penyayang sesama mereka.' (QS. Al-Fath: 29).
Dan firman-Nya:
'Muhammad hanyalah seorang rasul. Sungguh, telah berlalu sebelumnya para rasul.' (QS. Ali Imran: 144).
بِالْأَدِلَّةِ الْعَقْلِيَّةِ بِالنَّظَرِ وَالتَّأَمُّلِ فِيمَا أَتَى بِهِ مِنَ الْآيَاتِ الْبَيِّنَاتِ الَّتِي أَعْظَمُهَا كِتَابُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، الْمُشْتَمِلِ عَلَى الْأَخْبَارِ الصَّادِقَةِ النَّافِعَةِ، وَالْأَحْكَامِ الْمُصْلِحَةِ الْعَادِلَةِ، وَمَا جَرَى عَلَى يَدَيْهِ مِنْ خَوَارِقِ الْعَادَاتِ، وَمَا أَخْبَرَ بِهِ مِنْ أُمُورِ الْغَيْبِ الَّتِي لَا تَصْدُرُ إِلَّا عَنْ وَحْيٍ، وَالَّتِي صَدَّقَهَا مَا وَقَعَ مِنْهَا.
Dan dengan dalil-dalil ‘aqliyyah (bersumber dari akal) melalui pengamatan dan perenungan terhadap mukjizat-mukjizat nyata yang dibawanya, yang terbesar adalah Kitabullah (Al-Qur’an) yang mencakup berita-berita benar yang bermanfaat, hukum-hukum yang adil dan penuh kebaikan, peristiwa luar biasa yang terjadi melalui tangannya (mukjizat), serta kabar-kabar gaib yang hanya bisa berasal dari wahyu, yang kebenarannya terbukti dengan terjadinya hal-hal tersebut.
Saran & Kritik Terjemahan : 081380712728 (Buletin Fawaid)