Syarah Tsalatsah Al Ushul (hal. 022)

Buletin Fawaid
0

 


الثَّانِيَةُ: الْعَمَلُ بِهِ (١).

الثَّالِثَةُ: الدَّعْوَةُ إِلَيْهِ (٢).

Kedua: Mengamalkannya (1).

Ketiga: Mendakwahkannya (2).


(١) قَوْلُهُ: الْعَمَلُ بِهِ، أَيْ الْعَمَلُ بِمَا تَقْتَضِيهِ هَذِهِ الْمَعْرِفَةُ مِنَ الْإِيمَانِ بِاللَّهِ وَالْقِيَامِ بِطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيهِ، مِنَ الْعِبَادَاتِ الْخَاصَّةِ وَالْعِبَادَاتِ الْمُتَعَدِّيَةِ.

فَالْعِبَادَاتُ الْخَاصَّةُ: مِثْلُ الصَّلَاةِ، وَالصَّوْمِ، وَالْحَجِّ.

وَالْعِبَادَاتُ الْمُتَعَدِّيَةُ: كَالْأَمْرِ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيِ عَنِ الْمُنْكَرِ، وَالْجِهَادِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ.

وَالْعَمَلُ فِي الْحَقِيقَةِ هُوَ ثَمَرَةُ الْعِلْمِ، فَمَنْ عَمِلَ بِغَيْرِ عِلْمٍ فَقَدْ شَابَهَ النَّصَارَى، وَمَنْ عَلِمَ وَلَمْ يَعْمَلْ فَقَدْ شَابَهَ الْيَهُودَ.


(1) Perkataan "mengamalkannya (ilmu)", maksudnya adalah mengamalkan segala konsekuensi dari ilmu tersebut, yaitu beriman kepada Allah dan menaati-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Hal ini mencakup ibadah-ibadah yang bersifat khusus maupun ibadah-ibadah yang berdampak luas (sosial).

  • Ibadah khusus seperti: shalat, puasa, dan haji.
  • Ibadah yang berdampak luas (sosial) seperti: amar ma’ruf nahi munkar, jihad di jalan Allah, dan semisalnya.

Pada hakikatnya, amal adalah buah dari ilmu. Barang siapa yang beramal tanpa ilmu, maka ia menyerupai kaum Nasrani. Dan barang siapa yang berilmu tetapi tidak mengamalkannya, maka ia menyerupai kaum Yahudi.


(٢) أَيْ الدَّعْوَةُ إِلَى مَا جَاءَ بِهِ الرَّسُولُ ﷺ مِنْ شَرِيعَةِ اللَّهِ تَعَالَى عَلَى مَرَاتِبِهَا الثَّلَاثِ أَوِ الْأَرْبَعِ الَّتِي ذَكَرَهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي قَوْلِهِ:

(ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ) [سُورَةُ النَّحْلِ، الْآيَةُ: ١٢٥].

وَالرَّابِعَةُ: قَوْلُهُ: (وَلَا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِلَّا الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ) [سُورَةُ الْعَنْكَبُوتِ، الْآيَةُ: ٤٦].


(2) Yaitu mendakwahkan syariat Allah yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ sesuai tingkatan-tingkatannya yang tiga atau empat, sebagaimana disebutkan Allah ‘Azza wa Jalla dalam firman-Nya:

'Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah, nasihat yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang terbaik.' (QS. An-Nahl: 125).

Dan tingkatan keempat adalah firman-Nya:

'Dan janganlah kalian berdebat dengan Ahli Kitab kecuali dengan cara yang terbaik, kecuali terhadap orang-orang zalim di antara mereka.' (QS. Al-Ankabut: 46).


وَلَابُدَّ لِهَذِهِ الدَّعْوَةِ مِنْ عِلْمٍ بِشَرِيعَةِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، حَتَّى تَكُونَ الدَّعْوَةُ عَنْ عِلْمٍ وَبَصِيرَةٍ. لِقَوْلِهِ تَعَالَى:

﴿قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ﴾ [يُوسُفَ: ١٠٨].


Dan dakwah ini harus didasari ilmu tentang syariat Allah عز وجل, agar dakwah tersebut dilakukan dengan ilmu dan bashirah (pemahaman mendalam). Berdasarkan firman Allah Ta'ala:

'Katakanlah: Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan bashirah. Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik.' (QS. Yusuf: 108)


وَالْبَصِيرَةُ تَكُونُ فِيمَا يَدْعُو إِلَيْهِ بِأَنْ يَكُونَ الدَّاعِيَةُ عَالِمًا بِالْحُكْمِ الشَّرْعِيِّ، وَفِي كَيْفِيَّةِ الدَّعْوَةِ، وَفِي حَالِ الْمَدْعُوِّ.


Bashirah mencakup:

  1. Ilmu tentang hukum syariat (yaitu seorang dai harus mengetahui hukum-hukum yang ia serukan)
  2. Ilmu tentang metode dakwah (yaitu bagaimana cara berdakwah yang benar sesuai dengan kondisi)
  3. Ilmu tentang kondisi orang yang didakwahi (agar bisa menyesuaikan pendekatan yang tepat dalam menyampaikan kebenaran)

وَمَجَالَاتُ الدَّعْوَةِ كَثِيرَةٌ مِنْهَا:
  • الدَّعْوَةُ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى بِالْخِطَابَةِ وَإِلْقَاءِ الْمُحَاضَرَاتِ
  • وَمِنْهَا الدَّعْوَةُ إِلَى اللَّهِ بِالْمَقَالَاتِ
  • وَمِنْهَا الدَّعْوَةُ إِلَى اللَّهِ بِحَلَقَاتِ الْعِلْمِ
  • وَمِنْهَا الدَّعْوَةُ إِلَى اللَّهِ بِالتَّأْلِيفِ وَنَشْرِ الدِّينِ عَنْ طَرِيقِ التَّأْلِيفِ

Adapun medan dakwah sangat luas, antara lain:
  • Dakwah kepada Allah melalui khutbah dan ceramah
  • Dakwah melalui tulisan artikel
  • Dakwah melalui halaqah-halaqah ilmu
  • Dakwah melalui karya tulis dan penyebaran agama lewat penulisan buku
Saran & Kritik Terjemahan : 081380712728 (Buletin Fawaid)

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Tidak, terima kasih) #days=(20)

Ok, Go it!